13 Juli 2010

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MENANAM SAWIT

A. PERSIAPAN LAHAN

1. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

1.1 Curah Hujan

Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit adalah diatas 2000 mm dan merata sepanjang tahun.

1.2 Penyinaran Matahari

Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman heliofil atau menyukai matahari. Penyinaran matahari sangat berpengaruh terhadap perkembangan buah kelapa sawit. Tanaman yang ternaungi karena jarak tanaman yang sempit, pertumbuhannya akan terhambat karena hasil asimilasinya kurang.

1.3 Tanah

Tanah kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik dibanyak jenis tanah, yang penting tidak kekurangan air pada musim kemarau dan tidak tergenang air pada musim hujan (drainase baik).

2. Teknik Pembukaan Lahan

2.1 Cara Mekanis

Pembukaan lahan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan traktor. Lahan yang kemiringannya lebih dari 18% tidak ditraktor karena dikhawatirkan terjadi erosi ketika hujan atau traktornya dapat terguling.

2.2 Pemasangan Ajir

Ajir ini digunakan sebagai tanda bagi kontraktor atau buruh untuk membuat lubang. Jarak tanam yang dipakai 9 m x 9 m x 9 m dengan pola segitiga sama sisi. Barisan dibuat dari arah utara ke selatan, kecuali di lereng-lereng garis dan puncak-puncak gunung yang curam dibuat searah kontur.

2.3 Menanam Tanaman Penutup Tanah (Cover Crop)

Jenis tanaman penutup tanah biasanya dipilih dari jenis kacang-kacangan (Legume). Tanaman kacang-kacangan yang digunakan sebagai penutup tanah sebaiknya memenuhi syarat sebagai berikut:

- Sistem perakaran tidak mengganggu dan bukan saingan tanaman utama dalam menyerap unsur hara.

- Mudah diperbanyak baik secara vegetatif maupun generatif.

- Pertumbuhannya cepat.

- Tahan terhadap hama penyakit dan kekeringan.

- Bukan tanaman inang bagi hama dan penyakit tanaman kelapa sawit.

B. PEMBIBITAN

1. Tahap Pengecambahan Benih

Tahap pengecambahan benih dilakukan dengan menggunakan pupuk RI1 dosisnya adalah 15 cc pupuk RI1 dengan 5 liter air bersih untuk menjadi larutan pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara:

· Disiramkan pada biji-biji Kelapa Sawit yang akan disemai

· Atau biji-biji Kelapa Sawit direndam pada larutan pupuk RI1 selama 3-5 hari dan setiap hari larutan diganti baru.

2. Tahap Pembibitan (Pre-nursery s/d Main nursery)

Satu minggu sebelum penanaman bibit, setiap 300 kg tanah (top soil) dicampur dengan 1 liter pupuk RI1

C. PENANAMAN

1. Pembuatan Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan 1 minggu sebelum penanaman. Lubang tanam disiram dengan larutan pupuk RI1 secara merata dengan dosis 15 cc pupuk RI1 dilarutkan dengan 5 liter air bersih.

2. Umur dan Tinggi Bibit

Bibit tanaman terlebih dahulu diseleksi sebelum dipindahkan terutama dari segi umur dan tinggi bibit. Penyeleksian bibit dimaksudkan agar bibit yang akan ditanam merupakan bibit yang tahan terhadap hama dan penyakit, serta memiliki produktivitas yang tinggi. Bibit dengan umur 12-14 bulan adalah yang terbaik untuk dipindahkan. Tinggi bibit yang dianjurkan berkisar 70 – 180 cm.

3. Susunan dan Jarak Tanam

Susunan penanaman dan jarak tanam akan menentukan kerapatan tanaman. Kerapatan tanaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produksi tanaman kelapa sawit. Jarak tanam optimal adalah 9 m untuk tanah datar dan 8,7 m untuk tanah bergelombang. Susunan penanaman dapat berbentuk bujur sangkar, jajaran genjang, atau segitiga sama sisi. Bentuk segitiga sama sisi merupakan yang paling ekonomis karena populasi tanaman mencapai 143 pohon per hektar.

4. Waktu Tanam

Penanaman pada awal musim hujan adalah yang paling tepat karena persediaan air sangat berperan dalam mejaga pertumbuhan bibit tanaman yang baru dipindahkan.

D. PEMELIHARAAN

1. Penyulaman

Penyulaman bertujuan mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang baik dengan tanaman yang baru. Saat yang baik untuk melakukan penyulaman adalah musim hujan. Bibit yang digunakan untuk penyulaman adalah yang berumur 12-14 bulan. Untuk itu agar bibit cadangan dapat mengimbangi perkembangan bibit yang ditanam di lapangan, harus dipindahkan ke kantong plastik yang lebih besar dan dipelihara sebagaimana mestinya. Cara penyulaman sama dengan penanaman bibit.

2. Penanaman Tanaman Sela

Di sela tanaman kelapa sawit dapat ditanami berbagai tanaman sela (catch crop). Jenis tanaman dengan umur pendek dan tidak mengganggu tanaman pokok dapat dipilih sebagai tanaman sela diantaranya tanaman Palawija, Sayur-sayuran, dan tanaman keras yang berumur agak panjang (Kopi, Coklat, dan Randu). Penanaman tanaman sela harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai tanaman sela mengganggu dan merugikan tanaman pokok.

3. Pemberantasan Gulma

Gulma yang tumbuh di sekitar bibit atau tanaman kelapa sawit perlu diberantas sebab dapat merugikan tanaman pokok, bahkan menurunkan produksi.

4. Pemangkasan

Pemangkasan/penunasan adalah pembuangan daun-daun tua atau yang tidak produktif pada tanaman kelapa sawit. Tujuan pemangkasan adalah sebagai berikut:

- Memperbaiki sirkulasi udara disekitar tanaman sehingga dapat membantu proses penyerbukan secara alami.

- Mengurangi penghalangan pembesaran buah dan kehilangan brondolan buah terjepit pada pelepah daun.

- Membantu dan memudahkan pada waktu panen.

- Mengurangi perkembangan epifit daun.

- Agar proses metabolisme tanaman berjalan lancar, terutama proses fotosintesis dan respirasi.

- Pemangkasan dilakukan 6 bulan sekali untuk tanaman belum menghasilkan dan 8 bulan sekali untuk tanaman menghasilkan.

5. Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah terutama agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan. Aplikasi pupuk RI1 pada tanaman umur dewasa sebagai berikut:

- Larutkan setiap 120-160 cc pupuk RI1 dengan 40 liter air untuk disiramkan pada piringan tanaman sampai dengan di bawah tajuk.

- Usia tanaman Kelapa Sawit 1 s/d 3 tahun di pupuk 2 kali setahun.

- Usia tanaman Kelapa Sawit 3 s/d 12 tahun di pupuk 2-3 kali setahun.

- Usia 13 tahun ke atas di pupuk 13 kali setahun.

- Bila aplikasi pupuk RI1 disemprotkan pada daun perlakuan terbaik saat pagi hari sebelum matahari menjadi terik.

6. Kastrasi

Kastrasi adalah pemotongan atau pembuangan secara menyeluruh bunga jantan maupun bunga betina sebelum areal tersebut di polinasi. Astrasi dilakukan sejak tanaman mengeluarkan bunga yang pertama (umur 12 bulan setelah tanam) sampai tanaman berumur 33 bulan atau selambat-lambatnya 6 bulan sebelum panen pertama. Kastrasi bertujuan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghilangkan sumber infeksi hama dan penyakit. Kastrasi dilakukan 1 bulan sekali atau sebanyak 10-12 kali selama masa TBM (tanaman belum menghasilkan) dengan menggunakan dodos.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit

Beberapa pengendalian yang dapat dilakukan:

- Mekanis; seperti pengendalian pada ulat api dapat dilakukan dengan mengambil secara langsung ulat-ulat dari daun dan memusnahkannya.

- Biologis; dengan menggunakan menjaga keberadaan parasitoid, predator atau musuh alami utama seperti Braconidae dan Ichneumonidae yang merupakan parasitoid utama pada penggerek tandan buah.

- Kultur Teknis; dapat dilakukan melalui sanitasi lahan dari gulma atau tanaman sakit, mengurangi naungan bibit sesuai dengan perkembangan umur tanaman dan sebagainya.

E. PEMANENAN

1. Kriteria Matang Panen

Kriteria umum yang banyak dipakai adalah berdasarkan jumlah brondolan, yaitu tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Namun secara praktis digunakan kriteria umum yaitu pada setiap 1 kg tandan buah segar (TBS) terdapat dua brondolan.

2. Cara Panen

Berdasarkan tinggi tanaman ada 3 cara panen yang umum dilakukan:

- Tinggi tanaman 2-5 m digunakan cara panen jongkok.

- Tinggi tanaman 5-10 m dipanen dengan cara berdiri dan menggunakan alat kampak siam.

- Tinggi tanaman › 10 m menggunakan alat arit bergagang panjang (cara egrek).

3. Rotasi dan Sistem Panen

Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 hari, artinya satu areal panen harus dimasuki (diancak) oleh pemetik tiap 7 hari. Dikenal 2 sistem ancak panen, yaitu:

- Sistem giring yaitu apabila suatu ancak telah selesai dipanen, pemanen tidak ke ancak berikutnya yang telah ditunjuk oleh mandor, begitu seterusnya.

- Sistem tetap yaitu pemanen di beri ancak dengan luas tertentu dan tidak berpindah-pindah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ketik komentar anda dengan baik dan sopan...

KISI-KISI SOAL PJOK KELAS 9

NO SOAL PILIHAN A PILIHAN B PILIHAN C PILIHAN D 1 Jumlah pemain ...