PEMANFAATAN RUMAH BELAJAR UNTUK BDR DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN INOVATIF
Sebelumnya
kita sudah membahas tentang Model-model Pembelajaran Inovatif
dengan memanfaatan Rumah Belajar, kali ini kita akan coba bahas masing-masing
dimana bahwa Pembelajaran inovatif
adalah pembelajaran yang lebih bersifat student centered. Artinya, pembelajaran
yang lebih memberikan peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan
secara mandiri (self directed) dan dimediasi oleh teman sebaya (peer mediated
instruction). Pembelajaran inovatif mendasarkan diri pada paradigma konstruktivistik. Pembelajaran inovatif
biasanya berlandaskan paradigma konstruktivistik membantu siswa untuk
menginternalisasi, membentuk kembali, atau mentransformasi informasi baru.
Dalam seting kelas konstruktivistik, para siswa
bertanggung jawab terhadap belajarannya, menjadi pemikir yang otonom,
mengembangkan konsep terintegrasi, mengembangkan pertanyaan yang menantang, dan
menemukan jawabannya secara mandiri (Brook & Brook, 1993; Duit, 1996;
Savery & Duffy, 1996). Tujuh nilai utama konstruktivisme, yaitu:
kolaborasi, otonomi individu, generativitas, reflektivitas, keaktifan,
relevansi diri, dan pluralisme. Nilai-nilai tersebut menyediakan peluang kepada
siswa dalam pencapaian pemahaman secara mendalam.
Setting pengajaran konstruktivistik yang mendorong konstruksi pengetahuan secara aktif memiliki beberapa ciri:
- menyediakan peluang kepada siswa belajar dari
tujuan yang ditetapkan dan mengembangkan ide-ide secara lebih luas;
- mendukung kemandirian siswa belajar dan
berdiskusi, membuat hubungan, merumuskan kembali ide-ide, dan menarik
kesimpulan sendiri;
- sharing dengan siswa mengenai pentingnya pesan
bahwa dunia adalah tempat yang kompleks di mana terdapat pandangan yang multi
dan kebenaran sering merupakan hasil interpretasi;
- menempatkan pembelajaran berpusat pada siswa
dan penilaian yang mampu mencerminkan berpikir divergen siswa.
MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY-INQUIRI LEARNING (DIL)
merupakan pembelajaran
yang menitikberatkan pada proses pemecahan masalah, sehingga peserta didik
harus melakukan eksplorasi berbagai informasi agar dapat menentukan konsep
mentalnya sendiri dengan mengikuti petunjuk pendidik berupa pertanyaan yang mengarah
pada pencapaian tujuan pembelajaran. Model pembelajaran ini dapat digunakan
ketika pendidik ingin mengkondisikan peserta didik untuk membudayakan berpikir tingkat
tinggi (high order thinking/HOT), berpikir ilmiah, mandiri dan tidak hanya
mengembangkan keterampilan bernalarnya/kognitif dalam menyelesaikan
permasalahan.
Model discovery-inquiri learning merupakan gabungan dari model pembelajaran discovery dan model
pembelajaran inquiry. Pada discovery
masalah yang dihadapkan kepada
peserta didik merupakan masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan pada inquiri
masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga peserta didik harus mengerahkan
seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam
masalah itu melalui proses penelitian.
Pada proses discovery-inquiry mengandung
proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema
sendiri, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur,
hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya. Tujuan
penerapan model DIL yaitu; mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk
menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang diberikan, dan mengkondisikan
peserta didik untuk membudayakan berpikir tingkat tinggi (high order
thinking skill/HOTs), berpikir ilmiah secara kreatif dan kritis,
dengan sintaks model pembelajaran discovery inquiri
Bagaimana menerapkan model DIL pada pembelajaran dari rumah ?
Tahapan Penerapan DIL
dalam BDR Enam (6) Tahapan/ Sintak
Model DIL diatas, dapat diterapkan dalam BDR secara daring, khususnya di saat
ada bencana (misalnya pandemi covid 19, dsb.) yang mengakibatkan sekolah tidak
dapat melaksanakan pembelajaran secara tatap muka di kelas. Gambaran penerapannya
sebagai berikut: Persiapan : Peserta
didik mendaftar kelas daring (online) (melalui aplikasi LMS misal: Kelas Maya di
Rumah Belajar) yang telah disediakan pendidik.
Pelaksanaan
Penutup:
Peserta didik menyimak
rangkuman dan review pendidik terhadap hasil pembelajaran dari semua kelompok,
jika ada pemahaman konsep yang melebar atau kurang tepat, maka pendidik akan meluruskan
pemahaman konsep tersebut.
Peserta didik mengikuti
evaluasi daring yang diselenggarakan oleh guru (baik melalui kelas maya ataupun
aplikasi quis daring interaktif lainnya misalnya fitur Bank Soal pada Rumah
Belajar, aplikasi Kahoot, Quiziz dsb)
sumber : Pemanfaatan Rumah Belajar untuk BDR
@Pengajar lagi belajar 7M (Mendidik, Mengajar, Membimbing, Mengarahkan, Melatih, Menilai & Mengevaluasi)
Berbagi Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK mewujudkan Merdeka Belajar. >> Merdeka Belajarnya, Rumah Belajar Portalnya, Maju Indonesia
Berbagi Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK mewujudkan Merdeka Belajar. >> Merdeka Belajarnya, Rumah Belajar Portalnya, Maju Indonesia
Subscribe Youtube Channel:
https://www.youtube.com/channel/UCruIPEKnJyYgehWmnMuz3Ag
Follow Our Official Twitter: https://twitter.com/tom0813522
Check Our Official Blog: https://tom081352yahoocoid.blogspot.com/
Check Our Official E_Learning: https://smpnsabar.gnomio.com/
Like Our Official Facebook: https://www.facebook.com/tom081352.Digitalgms
Follow Our Official Instagram: https://www.instagram.com/tom0813522
https://www.youtube.com/channel/UCruIPEKnJyYgehWmnMuz3Ag
Follow Our Official Twitter: https://twitter.com/tom0813522
Check Our Official Blog: https://tom081352yahoocoid.blogspot.com/
Check Our Official E_Learning: https://smpnsabar.gnomio.com/
Like Our Official Facebook: https://www.facebook.com/tom081352.Digitalgms
Follow Our Official Instagram: https://www.instagram.com/tom0813522
#RumahBelajar
#DutaRumahBelajar
#SahabatRumahBelajar
#PembaTIK
#PembaTIKLevel4
#PembaTIKKalteng
#GuruPenggerak
#GuruBerbagi
#MerdekaBelajar
#IndonesiaMaju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ketik komentar anda dengan baik dan sopan...